Seperti biasa, kalo sore jam setengah 4,
anak-anak madrasah berlarian cepat menuju rumahku untuk mengaji. berharap
mendapat antrian pertama agar bisa langsung main, pikir mereka -pun denganku
dulu. bapakku sengaja meninggalkan mereka untuk menunaikan sholat ashar dulu
agar mereka nderes (tadarus) dulu. bapak
selalu marah kalo ngajinya belum bener, dan bilang "makanya kalo sebelum
setor ngaji di deres dulu biar
lancar. jadi kan bisa cepet main kaliannya". dan sepertinya kata-kata
tersebut cukup ampuh untuk membuat mereka mau nderes. Sebenarnya niat tersebut
itu agar mereka tidak meributkan antrian ngaji dan memperbaiki bacaan. toh kalo
mereka lancar juga tidak akan lama-lama dan kesorean.
Sore ini, aku duduk-duduk diteras belakang untuk
membaca novel karena didalemnya untuk tempat mereka ngaji. Salah satu anak
telah selesai ngaji. dan seperti biasa, bapak selalu memberi makanan pada
mereka. apapun itu, kadang permen, wafer, makanan berkat seperti lemper, koci, wajik,
pisang, bugis dan lain sebagainya. karena hari ini banyak undangan tahlil, maka
tema makanannya adalah makanan berkat.
Salah seorang anak laki-laki kecil berbaju kotak-kotak hijau dengan topi kopiah
putih laiknya pak haji, berumuran sekitar 8 tahun selesai ngaji. dia keluar dan
duduk diteras, disampingku, memasukkan qur'annya dengan susah payah karena
qur'annya besar dan pas sekali dengan ukuran tasnya, sehingga dia kesusahan
menutup resleting tasnya. lalu dia memakan koci pemberian bapak dengan lahap. mungkin
kecapaian setelah madrasah langsung ngaji. aku mengamatinya dari awal dia duduk
disampingku. ternyata dia tidak sadar aku mengamatinya daritadi, dia baru tersadar
setelah selesai makan koci. dia tersenyum malu-malu dan akupun membalas
senyumnya dengan menahan tawa. setelah itu dia langsung lari, pulang. Aku
tertawa melihat dia salting(salah
tingkah) diliatin daritadi. Tidak lama setelah itu keluar dua orang anak
perempuan mengenakan pakaian berwarna serba pink. dari atasan sampai bawahan, begitupun
dengan tas dan buku-buku didalamnya. yang satu agak pendek & gendut, yang
satunya lagi biasa aja seukuran anak-anak seumuran mereka. mereka juga duduk
diteras, disampingku. Aku kembali menahan tawa mendengar percakapan mereka.
"eh, tukeran dong snacknya. Aku pengen
lemper aja. Kamu yang bugis " kata seorang perempuan yang agak pendek &
gendut.
"ga mau ah, saya pengen lemper juga.
Sedang lapar sayanya, tadi siang belum makan " jawab seorang perempuan yang
lebih tinggi.
"sama saya juga laper. Yaudah, kita
bagi dua aja yuk ". Usul anak perempuan yang agak pendek & gendut.
Akhirnya merekapun membagi rata makanan mereka.
Ah, persahabatan yg indah. Akupun melanjutkan membaca novel, namun tiba-tiba
seorang bapak-bapak memberhentikan sepeda motornya persis didepan rumah. Aku
kikuk karena tidak sedang memakai kerudung. Ternyata beliau mencari anaknya
yang ngaji disini.
“nok, Adi kemana?” tanya bapak itu.
(nok : panggilan untuk anak-anak didesa
kami)
“Adinya udah pulang, Paman. Lari sama
temennya.” Kata Wulan. Salah satu anak yang ngaji yang saya kenal karena dia
sudah lama sekali ngaji disini.
Akhirnya bapak tersebut langsung membalikkan
motornya dan pulang. Aku penasaran dan akhirnya memanggil Wulan.
“siapa tadi, Lan?” tanyaku
“ayahnya Adi, mba.” Jawabnya singkat lalu
kembali main.
“adi sih siapa ?”tanyaku lagi
“adi tuh yang tadi pake baju hijau
kotak-kotak tuh, mba.” Jelasnya
Akupun kembali tersenyum setelah
mendengarkan penjelasan Wulan. Ternyata anak yang dicari oleh bapak tersebut
adalah anak laki-laki yang tadi makan koci disampingku dan salting lalu lari
menyusul temannya. Dan akhirnya aku tidak jadi melanjutkan membaca novel, malah
sibuk memperhatikan mereka bermain.