Teringat masa
kecilku. Kau peluk dan kau manja. Indahnya saat itu, buatku melambung disisimu.
Terngiang hangat nafas segar harum tubuhmu. Kau tuturkan segala mimpi-mimpi
serta harapanmu.
Kau ingin ku menjadi
yang terbaik bagimu. Patuhi perintahmu. Jauhkan godaan yang mungkin kulakukan
dalam waktuku beranjak dewasa. Jangan sampai membuatku terbelenggu jatuh dan
terinjak.
Itu lagu, dan
itupula yang dilakukan seorang ayah kepada anaknya. Ada banyak cara yang
dilakukan seorang ayah untuk melindungi anaknya. Termasuk Mama (bapak).
Mama selalu punya
cara buat ngebahagiain anaknya.
Mama mengajari dian
dengan cara yang berbeda. Mama jarang melarang, tapi mengajari dengan cara
menyuruh. Mama tak pernah melarang dian buat pacaran, jalan-jalan,pake celana,
tapi menyuruh dian untuk jadi perempuan yang mulia, perempuan yang mampu
menjaga dirinya dengan baik. Mama tak pernah melarang dian buat jadi ini-itu
tapi Mama nyuruh dian buat selalu jadi orang yang bermanfaat. Dan sekarang
laki-laki yang teramat dian cintai itu sakit. pilu rasanya saat dian tahu Mama
sakit. dan ternyata, bukan hanya dian aja tapi juga orang-orang disitu juga
merasakan hal yang sama. Sedih mendengar mama sakit. dian inget disuatu malam,
dian bener-bener menangis melihat Mama sakit.
" Malam itu aku
menangis. Menangis sejadinya-jadinya, bahkan hatiku juga. Aku menangis karena
tiga hal. Pertama, aku menangis karena tak tega melihat beliau menahan sakit
yang luar biasa. Sakit pada seluruh bagian tubuhnya. Aku tak pernah melihat beliau
selemah ini. Mengerang menahan sakit. aku menangis. Bagaimanapula aku tak
menangis saat itu? laki-laki yang amat aku cintai dan biasanya merawatku saat aku sakit sampai tak pernah lepas
pandangan dariku kini sedang menahan sakit. Allaah..
Kedua, aku menangis
melihat Mimi menangis. Betapa akupun merasakan kesedihan beliau melihat
suaminya merasakan kesakitan dimana-mana. Suaminya yang telah puluhan tahun
menemani suka-duka dunia. Suaminya yang tak pernah mengeluh dan selalu tampak
kuat dan tegar didepannya kini terbaring lemah. Aku menangis mendengar doa dan
kalimat penyemangat yang tersemai dalam lisannya. yaAllah, sembuhkan suamiku,
hilangkanlah rasa sakitnya..
Dan ketiga, aku
menangis dan hatikupun menangis karena disaat beliau sedang merasakan sakit
yang mungkin teramat sakit, beliau masih mengingat kami, anak-anaknya. Menyebut
nama kami dalam sebuah doa. doa yang tak pernah luput dalam doa keseharian
beliau. Doa yang menjadi harapan besar bagi beliau. Dalam sakitnya, beliau tak
berhenti berdoa meminta kepada Allah agar menjadikan kami orang yang ahli ilmu.
Ahli ilmu! Bukan orang kaya, bukan menjadi orang terkenal atau apalah. tapi
ahli ilmu! Allaah,, dalam sakitnya beliau khawatir jika kami menjadi orang
bodoh sehingga akan menjadi orang yang hina dan tak bermanfaat. Aku menangis.
Saat itu tak ada lagi doaku yang lain kecuali meminta surga untuknya.
"yaAllah Mama telah menjaga dian dengan teramat sangat baik maka
jadikanlah beliau hamba yang kelak akan Kau temui dan hadiahkan surga-Mu".
Mama adalah
laki-laki yang teramat istimewa buat dian. beliaulah lelaki terbaik. Beliaulah
sang penyayang. Beliaulah yang mengenalkanku pada Allah, sang Pemilik seluruh
alam. Dzat yang cinta-Nya, nikmat-Nya tak pernah lepas kepada makhluk-Nya.
Beliaulah yang mengajarkanku untuk melihat dunia bukan sebagai tujuan merasakan
kebahagiaan, tapi sebagai jalan menuju kebahagiaan. Beliaulah yang
mengajarkanku tentang rasa syukur. Beliaulah yang mengajarkanku alif, ba, ta,
tsa. Beliaulah yang mengubah lidah ini tak kelu mengucapkan huruf arab.
Beliaulah yang mengingatkanku akan kemudahan hidup jika kita tak melupakan
Allah dan bersholawat. Beliau selalu mengatakan, " jika sempat maka
....",bersholawatlah, dhuhalah, tahajudlah, baca qur'an tiap harilah, ke
makam jenguk Mamade, mimide, beri 'hadiah' untuk mereka, baca buku setiap hari,
dan banyak hal lain. selalu dengan kalimat "jika sempat". Dan jika
sempat yang selalu beliau tekankan saban kali pulang adalah silaturahmi.
Kemanapun. Ke siapapun. Sempatkanlah silaturahmi.
Mama selalu
mengingatkanku, bahwa perempuan tak boleh kalah dari laki-laki. Perempuan juga
harus cerdas. Perempuan juga harus bangkit.Beliau selalu mengatakan "
jangan kalah sama kakakmu. Walaupun dia laki-laki, tapi jangan kalah. kamu
harus sukses juga!".
Dian kangen sebelum
tidur di bacain sholawat. Pake puji-pujian. Dielus kepalanya sama Mama. Kangen
cerita-cerita Mama tentang mamadenya mama. Tentang keluarga. Tentang banyak
hal. Syafakallah, ma. Semoga Allah selalu
menyayangi Mama, memberikan nikmat sehat kepada Mama, dan memberi umur panjang
yang barokah. Amiiin..
Uhibbuka, Ma. :)