Air sungai yang mengalir itu
menabrak bebatuan yang besar. Menyisakan suara alam yang begitu syahdu. Belum
lagi suara kicauan burung-burung yang terbang kesana-kemari mengepakkan
sayapnya yang indah, juga kicauannya yang merdu. Suara pohon yang bergoyang
itupun tak mau kalah meramaikan orkestra alam ini. Turut menyumbangkan alunan
musik sebisa yang ia dapat lakukan. Hey, ternyata ada juga suara angin
berhembus. Wuuuushh.. merdunyaa. Dan kamipun melanjutkan perjalanan. Menapaki
jalan dengan bebatuan kecil dan tanah basah yang telah dihujani air sesorean
tadi. Ah, bau tanah basah ini juga begitu harum. Mendamaikan jiwa. Bukankah
kita juga berasal dari tanah? Kita berasal dari tanah dan akan kembali ketanah
pula. Begitukan awal dan akhirnya? Ah, sudahlah..
Dan akhirnya sampai juga
kami disebuah tempat yang mereka sebut kolam cinta. Kami begitu antusias untuk
melihatnya, tapi ternyata apa yang ada dalam benak tak pernah sama dengan
kenyataan didepan mata. Yang mereka sebut kolam cinta itu ternyata begitu
kering, tak ada setetes airpun, begitu tua dan jelek, tak terurus, dan
menurutku sama sekali tak membentuk “love”. Belum lagi itu kolam buatan. Saya kira
terbentuk dari alam sendiri. Tapi ya sudah, tak pernah ada yang sia-sia
dari perjalanan kami. Karena Allah telah menggantinya dengan lukisannya yang
jauuuuuh lebih indah dari buatan manusia yang mereka sebut itu kolam cinta. Kami
menemukan pemandangan yang sangat indah yaitu deretan pegunungan yang saling
beradu kecantikan. Dan entah ada apa diantara deretan gunung itu seperti
terlihat ada lubang besar sekali. Yang biasanya terlihat pepohonan-pepohonan,
namun kami menemukan sesuatu yang ganjil itu. so, ga mungkin kami melewatkannya
begitu saja tanpa ada memory dalam sebuah gambar. Tapi sayang foto itu tidak
ada disaya. Senangnyaaa bisa hiking
lagii.. ^_^