Cinta memang
menjadi hal urgen dalam hidup manusia. Dian juga percaya bahwa orang ga akan
hidup bahagia tanpa adanya cinta.
Cinta membuat
racun menjadi obat. Juga membuat obat menjadi racun.
Cinta membuat
hujan menjadi pelangi. Juga pelangi menjadi hujan.
Cinta membuat
mati menjadi hidup. Juga hidup menjadi mati.
Dalam cinta
selalu ada dua sisi koin yang akan selalu berdampingan. Dikala ada suka, maka
suatu saat atau saat sebelumnya pasti ada duka. Dikala ada lagi baik-baikan,
maka suatu saat atau saat sebelumnya ada marah-marahan, bete-betean. Dan kata
Bang Radit juga 'cinta kadang bisa kadaluarsa'.
Tapi bukan berarti kita harus membuang yang kadaluarsa tersebut bukan? Sama
halnya kaya tempe yang terlihat bulukan
tapi setelah difermentasi malah bisa bermanfaat lagi. So, mengapa tidak untuk
cinta? Mengapa tidak mencoba untuk memperbaiki jika masih bisa diperbaiki? Tapi
ga semua lho bisa diperbaiki. Ada saatnya kita harus benar-benar setia pada
satu cinta. Karena menurut dian mah saat kita merasakan jatuh cinta pada orang
lain, maka saat itulah kita juga harus belajar setia kepadanya.
Ada kata-kata
bang Radit yang bisa ngebuat kita sadar bahwa kadang ketika kita mencintai
orang lain itu harusnya seperti anak kecil, apa adanya. Sesimpel itu.
percayakan kalo didunia ini ga ada satu orangpun yang sempurna? Dan kita sadar
betulkan dengan pernyataan itu? karena kesempurnaan itu bisa terbentuk dari dua
hal yang berbeda, bahkan sama-sama memiliki ketidaksempurnaan. Suka dengan
kalimat "kelebihanku akan menutupi kekuranganmu dan kelebihanmu akan
menutupi kekuranganku". Bukankah itu sempurna ? Saling menutupi dan
menambali ? Ah, cinta. Cinta..
Dan dianpun
sekarang benar-benar menyadari bahwa kita boleh selektif tapi juga harus
introspeksi sama diri kita sendiri. Pantaskah dia untuk kita atau pantaskah
kita untuk dia? Cara pandangnya jangan terlalu berlebihan. Pandang dari
berbagai sisi dan dari sisi yang mudah kita lihat. Gausah terlalu menganggap
diri kita jauh lebih baik. Pandang bagaimana orang lain memandang kita juga.
Intinya mah ya bermuhasabah. Introspeksi diri.
Kadang kita
selalu berimajinasi tinggi bisa bersama orang yang kita sayangi. Bisa
memilikinya. Bersamanya. Dan bahagia. Ah, bahagia itu bukan hanya seperti dalam
imajinasi kita. Coba kalo kita memuhasabahi diri dan memuhasabahi semuanya,
apakah memang pantas kita dengannya ? Rasa cinta sebelum ada ikatan itu isinya
nafsu semua lho. Itu bukan sebuah 'tanda Tuhan' dalam mengetahui jodoh atau
bukan. Menurut dian. Tapi bisa jadi sih. Tapi dian sih berpandangan bahwa
adanya cinta itu ya karena adanya ikatan dulu. Bukan sebaliknya. Mari kita
tengok bagaimana cintanya orang tua. Apa mungkin dian bilang dian sayang sama
orang tua dan orang tua juga sayang sama dian itu berarti pacaran(menunjukkan
adanya sebuah ikatan) ? Ga tho. Adanya
rasa saling mencintai dan menyayangi itu karena adanya ikatan pada mereka(anak
dan orang tua). Dan ya jelas jika cinta itu bisa merasionalisasikan apa yang
akal pikir sulit untuk dilakukan . Karena memang telah ada sebuah ikatan pada
mereka yang membuat mereka saling memiliki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar