Rabu, 06 November 2013

tentang cinta


Cinta memang menjadi hal urgen dalam hidup manusia. Dian juga percaya bahwa orang ga akan hidup bahagia tanpa adanya cinta.
Cinta membuat racun menjadi obat. Juga membuat obat menjadi racun.
Cinta membuat hujan menjadi pelangi. Juga pelangi menjadi hujan.
Cinta membuat mati menjadi hidup. Juga hidup menjadi mati.
Dalam cinta selalu ada dua sisi koin yang akan selalu berdampingan. Dikala ada suka, maka suatu saat atau saat sebelumnya pasti ada duka. Dikala ada lagi baik-baikan, maka suatu saat atau saat sebelumnya ada marah-marahan, bete-betean. Dan kata Bang Radit juga 'cinta kadang bisa kadaluarsa'. Tapi bukan berarti kita harus membuang yang kadaluarsa tersebut bukan? Sama halnya kaya tempe yang terlihat bulukan tapi setelah difermentasi malah bisa bermanfaat lagi. So, mengapa tidak untuk cinta? Mengapa tidak mencoba untuk memperbaiki jika masih bisa diperbaiki? Tapi ga semua lho bisa diperbaiki. Ada saatnya kita harus benar-benar setia pada satu cinta. Karena menurut dian mah saat kita merasakan jatuh cinta pada orang lain, maka saat itulah kita juga harus belajar setia kepadanya.
Ada kata-kata bang Radit yang bisa ngebuat kita sadar bahwa kadang ketika kita mencintai orang lain itu harusnya seperti anak kecil, apa adanya. Sesimpel itu. percayakan kalo didunia ini ga ada satu orangpun yang sempurna? Dan kita sadar betulkan dengan pernyataan itu? karena kesempurnaan itu bisa terbentuk dari dua hal yang berbeda, bahkan sama-sama memiliki ketidaksempurnaan. Suka dengan kalimat "kelebihanku akan menutupi kekuranganmu dan kelebihanmu akan menutupi kekuranganku". Bukankah itu sempurna ? Saling menutupi dan menambali ? Ah, cinta. Cinta..
Dan dianpun sekarang benar-benar menyadari bahwa kita boleh selektif tapi juga harus introspeksi sama diri kita sendiri. Pantaskah dia untuk kita atau pantaskah kita untuk dia? Cara pandangnya jangan terlalu berlebihan. Pandang dari berbagai sisi dan dari sisi yang mudah kita lihat. Gausah terlalu menganggap diri kita jauh lebih baik. Pandang bagaimana orang lain memandang kita juga. Intinya mah ya bermuhasabah. Introspeksi diri.
Kadang kita selalu berimajinasi tinggi bisa bersama orang yang kita sayangi. Bisa memilikinya. Bersamanya. Dan bahagia. Ah, bahagia itu bukan hanya seperti dalam imajinasi kita. Coba kalo kita memuhasabahi diri dan memuhasabahi semuanya, apakah memang pantas kita dengannya ? Rasa cinta sebelum ada ikatan itu isinya nafsu semua lho. Itu bukan sebuah 'tanda Tuhan' dalam mengetahui jodoh atau bukan. Menurut dian. Tapi bisa jadi sih. Tapi dian sih berpandangan bahwa adanya cinta itu ya karena adanya ikatan dulu. Bukan sebaliknya. Mari kita tengok bagaimana cintanya orang tua. Apa mungkin dian bilang dian sayang sama orang tua dan orang tua juga sayang sama dian itu berarti pacaran(menunjukkan adanya sebuah ikatan) ? Ga tho. Adanya rasa saling mencintai dan menyayangi itu karena adanya ikatan pada mereka(anak dan orang tua). Dan ya jelas jika cinta itu bisa merasionalisasikan apa yang akal pikir sulit untuk dilakukan . Karena memang telah ada sebuah ikatan pada mereka yang membuat mereka saling memiliki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar