Minggu, 18 Mei 2014

aku dan Mama


Teringat masa kecilku. Kau peluk dan kau manja. Indahnya saat itu, buatku melambung disisimu. Terngiang hangat nafas segar harum tubuhmu. Kau tuturkan segala mimpi-mimpi serta harapanmu.
Kau ingin ku menjadi yang terbaik bagimu. Patuhi perintahmu. Jauhkan godaan yang mungkin kulakukan dalam waktuku beranjak dewasa. Jangan sampai membuatku terbelenggu jatuh dan terinjak.

Itu lagu, dan itupula yang dilakukan seorang ayah kepada anaknya. Ada banyak cara yang dilakukan seorang ayah untuk melindungi anaknya.  Termasuk Mama (bapak).
Mama selalu punya cara buat ngebahagiain anaknya. 
Mama mengajari dian dengan cara yang berbeda. Mama jarang melarang, tapi mengajari dengan cara menyuruh. Mama tak pernah melarang dian buat pacaran, jalan-jalan,pake celana, tapi menyuruh dian untuk jadi perempuan yang mulia, perempuan yang mampu menjaga dirinya dengan baik. Mama tak pernah melarang dian buat jadi ini-itu tapi Mama nyuruh dian buat selalu jadi orang yang bermanfaat. Dan sekarang laki-laki yang teramat dian cintai itu sakit. pilu rasanya saat dian tahu Mama sakit. dan ternyata, bukan hanya dian aja tapi juga orang-orang disitu juga merasakan hal yang sama. Sedih mendengar mama sakit. dian inget disuatu malam, dian bener-bener menangis melihat Mama sakit.
" Malam itu aku menangis. Menangis sejadinya-jadinya, bahkan hatiku juga. Aku menangis karena tiga hal. Pertama, aku menangis karena tak tega melihat beliau menahan sakit yang luar biasa. Sakit pada seluruh bagian tubuhnya. Aku tak pernah melihat beliau selemah ini. Mengerang menahan sakit. aku menangis. Bagaimanapula aku tak menangis saat itu? laki-laki yang amat aku cintai dan biasanya merawatku  saat aku sakit sampai tak pernah lepas pandangan dariku kini sedang menahan sakit. Allaah..
Kedua, aku menangis melihat Mimi menangis. Betapa akupun merasakan kesedihan beliau melihat suaminya merasakan kesakitan dimana-mana. Suaminya yang telah puluhan tahun menemani suka-duka dunia. Suaminya yang tak pernah mengeluh dan selalu tampak kuat dan tegar didepannya kini terbaring lemah. Aku menangis mendengar doa dan kalimat penyemangat yang tersemai dalam lisannya. yaAllah, sembuhkan suamiku, hilangkanlah rasa sakitnya..
Dan ketiga, aku menangis dan hatikupun menangis karena disaat beliau sedang merasakan sakit yang mungkin teramat sakit, beliau masih mengingat kami, anak-anaknya. Menyebut nama kami dalam sebuah doa. doa yang tak pernah luput dalam doa keseharian beliau. Doa yang menjadi harapan besar bagi beliau. Dalam sakitnya, beliau tak berhenti berdoa meminta kepada Allah agar menjadikan kami orang yang ahli ilmu. Ahli ilmu! Bukan orang kaya, bukan menjadi orang terkenal atau apalah. tapi ahli ilmu! Allaah,, dalam sakitnya beliau khawatir jika kami menjadi orang bodoh sehingga akan menjadi orang yang hina dan tak bermanfaat. Aku menangis. Saat itu tak ada lagi doaku yang lain kecuali meminta surga untuknya. "yaAllah Mama telah menjaga dian dengan teramat sangat baik maka jadikanlah beliau hamba yang kelak akan Kau temui dan hadiahkan surga-Mu".
Mama adalah laki-laki yang teramat istimewa buat dian. beliaulah lelaki terbaik. Beliaulah sang penyayang. Beliaulah yang mengenalkanku pada Allah, sang Pemilik seluruh alam. Dzat yang cinta-Nya, nikmat-Nya tak pernah lepas kepada makhluk-Nya. Beliaulah yang mengajarkanku untuk melihat dunia bukan sebagai tujuan merasakan kebahagiaan, tapi sebagai jalan menuju kebahagiaan. Beliaulah yang mengajarkanku tentang rasa syukur. Beliaulah yang mengajarkanku alif, ba, ta, tsa. Beliaulah yang mengubah lidah ini tak kelu mengucapkan huruf arab. Beliaulah yang mengingatkanku akan kemudahan hidup jika kita tak melupakan Allah dan bersholawat. Beliau selalu mengatakan, " jika sempat maka ....",bersholawatlah, dhuhalah, tahajudlah, baca qur'an tiap harilah, ke makam jenguk Mamade, mimide, beri 'hadiah' untuk mereka, baca buku setiap hari, dan banyak hal lain. selalu dengan kalimat "jika sempat". Dan jika sempat yang selalu beliau tekankan saban kali pulang adalah silaturahmi. Kemanapun. Ke siapapun. Sempatkanlah silaturahmi.
Mama selalu mengingatkanku, bahwa perempuan tak boleh kalah dari laki-laki. Perempuan juga harus cerdas. Perempuan juga harus bangkit.Beliau selalu mengatakan " jangan kalah sama kakakmu. Walaupun dia laki-laki, tapi jangan kalah. kamu harus sukses juga!".
Dian kangen sebelum tidur di bacain sholawat. Pake puji-pujian. Dielus kepalanya sama Mama. Kangen cerita-cerita Mama tentang mamadenya mama. Tentang keluarga. Tentang banyak hal. Syafakallah, ma.  Semoga Allah selalu menyayangi Mama, memberikan nikmat sehat kepada Mama, dan memberi umur panjang yang barokah. Amiiin..
Uhibbuka, Ma. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar